Gua sadar betul sudah lama engga mendaki, akhirnya sebagai pemanasan bulan julinya gua naek ke Gunung
Salak puncak 1 bersama dua temen kampus yang gokil dengan mengasilkan pelajaran baru yang super bersama mereka. oke pemanasan udah, tinggal siapin perlengkapan yang tinggal dua buah nesting yg tersisah karena keril, tenda dan kompor telah raib pas di bawa abang gua ke Ciremai, kata dia tasnya hilang dipake temennya, dan yang lebih parah lagi hilangnya sama orang orangnya di Ciremai, mantap!
Selasa 13 agustus, kereta Progo jalan jam 10 malam gua udah tiba di stasiun senen jam 20.30. ketemu banyak pendaki pendaki lengan lemari es dua pintu di pundak mereka. saling sapa saling sok kenal biar di kata like a pro gitu hehehe. karena kereta jalan malam jadi lumayan ga kerasa sampe Jogja jam 7.45 pagi, langsung pindah ke kereta Sri Tanjung yang udah ngetem di sana yang akan segera berangkat jam 8.30. gua seneng bangat pas tahu ternyata letak bangku gua tepat bersama orang orang Bpi yang udah janjian jauh jauh hari, dan ditambah berkumpulnya temen temen yg dari surabaya bikin ga bosen di Kereta bisa maen kartu dan ngobrol ngobrol sambil saling menghina satu sama lain hahaha.
Ditengah perjalanan kira kira beberapa stasiun lagi sampai di banyuwangi salah seorang anggota kami harus kembali ke rumah karena ada berita duka dan segera turun di stasiun terdekat untuk kembali pulang untuk tidak melanjutkan perjalanan bersama kami, lalu dia memberikan sebagian persediaan logistiknya untuk perjalanan kami.

Hari mulai malam kami masih di angkutan pickup terbuka melewati pegunungan yang luar biasa mantap! dan dinginnya juga engga kalah mantap ditambah tiupan angin pas mobilnya jalan kencang, seger! tapi lumayan tertutupi sama candaan pas melihat situasi desa disana yang selalu jadi bahan candaan mulai dari nama sekolah, pakaian yang mereka pakai, sampai orang tua yang sedang berjalan sendiri pun bisa jadi bahan candaan.
Tengah malem kita tiba di pos dan bayar simaksi untuk perijinan pendakian besok pagi, malam itu kami memutuskan untuk istirahat di sebuah rumah hangat sebelum besok memulai pendakian, malam itu semua sibuk mengatur selimut, bantal dan berbagi tugas mulai dari merapihkan posisi tumpukan keril, merundingkan rencana perjalanan besok, pengecek persediaan dan ada juga yang langsung tepar tak kuat melawan hangatnya selimut selimut tebal dan bantal bantal manja yang menggoda. tidak lupa juga kami segera menyita colokan colokan yang nganggur untuk mengisi batere handphone dan kamera karena kami sadar inilah listrik terakhir yang kami temui sampai kami turun gunung nanti.
Jumat 16 Agustus, kami semua total 15 orang siap memulai pendakian, sedangkan 4 orang lain kami putuskan untuk turun ke pasar untuk membeli bahan makanan dan hal lain yang harus di lengkapi sebelum menyusul kami di pos 3.
Perjalanan di mulai dengan tempo normal lumayan gesit, sampai kami menjumpai padang rumput yang luas dan indah di depan mata, sambil berjalan beberapa kali kami berhenti bukan hanya karena mengambil waktu istirahat tapi juga mengambil momen momen indah bersama kamera kami masing masing hehehe. perjalanan yang jauh dan matahari tepat diatas kami membuat kami haus sehingga persedian air pun mulai terancam. untung saya membawa jerigen air 5L jadi kami memiliki stok air yang cukup sampai menemui mata air berikutnya.

sampai di Pos 2 kami putuskan untuk beristirahat sambil menunggu 4 rekan kami yang dibelakang tadi, banyak juga para pendaki yang hendak naik dan turun beristirahat di sini karena ada sumber mata air disini. di pos ini kami mulai memasak makanan karena dari tadi pagi kami belum sarapan, tapi sayang semangat kami untuk makan tidak seimbang dengan makanannya, tapi kami beruntung diberikan makan oleh porter yang seharusnya untuk para turis asing, katanya turisnya udah pada kenyang abis nyemil nyemilin makanan ringan, buat kami semua ini pertama kalinya bisa makan ayam di gunung, dan masakan paling enak yang pernah kami makan di gunung. luar biasa para porter! lombok i love you lah.... hahaha

Sabtu 17 Agustus, jam 9 pagi semua bangun siapin makanan lagi dan lagi, packing dan makan bareng dan foto bareng wey! sebelum lanjut ke Plawangan Sembalun. perjalanan dari sini ke Plawangan sembalum menurut gua adalah perjalanan yang bener bener paling berat, paling bosen naek bukit, sampe teory 10/10 terjadi (sepuluh kali melangkah, sepuluh detik berhenti). Abu yang tebel apalagi pas ada pendaki turun dan kebetulan lagi ada acara marathon dari 20 negara, kalo lewat abunya Joss bangat brew!!!
Setelah berjibaku (ngambil kata dari komentator liga indonesia) akhirnya sampe di Plawangan Sembalun tepat sore hari menjelang Sunset... disini kebayar semua cape cape dari kemaren, disini pecah bangat pemandangannya, apalagi pas sunset cahayanya ngebias di danau Segara Anak bener bener ngeliat langsung itu rasanya puas sekaleeee! Disini kita dirikan tenda, lagi lagi masak dan bikin api untuk menghangatkan tubuh, lalu tidur lebih awal karena jam 01.30 kami harus bangun untuk summit attack!.
Minggu 18 Agustus, jam 2 pagi kami semua siap dan berhasil mengajak satu rekan yang sempet menolak untuk melanjutkan, tapi dengan tipu daya dan bujukan maut akhirnya dia berhasil keluar tenda. awal perjalanan dimulai dengan semangat dan terlalu sering melihat ke arah puncak mungkin ga sabar mau tidur disana kali ya, karena kondisi ngantuk juga tidur cuma sebentar.
Perjalanan Summit Attack emang paling mantep medannya, dari tiga langkah kaki kemungkinan besar satu langkah sia sia karena merosot lagi. ditengah jalan mulai ditemu orang orang yang nyerah sama ngantuk. emang ngantuk bangat sih tapi kalo diem malah tambah dingin jadi Serba Salah(1st album Raisa), disini lagi lagi Bule bule dengan langkah panjangnya berhasil lebih cepat dari orang lokal, mungkin dipengaruhi faktor supply makanannya juga kali yang bikin mereka lebih strong!
Target sampe Puncak jam 6.30 pas Sunset, tapi gua gagal ngejar sunset di Puncak akhirnya gua putuskan untuk menikmati Sunset dulu di track yang hampir tegak lurus didepan gua, sambil nahan kaki biar kaga merosot kebawah dan menahan dingin yang bener bener kacau dinginnya kira kira 7derajat yang bikin tangan gemeteran akhirnya gua berhasil mengabadikan indahnya Indonesia.... sadiss!

"Perbedaan daerah, ras, suku, bahasa, dan agama telah gagal memecahkan barisan kami, dan bukan dengan kuat serta kegagahan kami telah menginjakan kaki ke puncak ini, tetapi mental yang jauh lebih keras telah membangunkan semangat kami untuk melihat begitu indahnya Tanah Air Beta"